Ada hotnews! Yaah meski gak bisa dibilang hot lagi sih, karena udah lamaaaa banget beritanya -_- *ehitusihbukanhotlagi*. Tapi gakpapa deh, sekalian ngeshare pengalaman gue di publik. Lagian gue baru teringet berita ini pas Eka nge-SMS gue. Yaah gue jadi pengen berbagi cerita. Mau denger? *enggaaak* .__. Yaudah, gue cerita sama yang mau denger aja!
****
Waktu itu, di malam yang tenang *Gueudahlupatanggaldanharinya*, gue baru aja kembali dari masjid. Ngeliat si Jijah ngeluarin hapenya. Yaah namanya juga remaja, masa yang labil. Meski udah ada peraturan gak boleh bawa hape, masih aja tuh yang ngelanggar. Oke, balik ke topik awal.
Nah, gue yang lagi duduk adem dilantai kamar, tampak shock ngedenger omongan Jijah..
"Hah? Fah, kau meninggal?!"
Spontan, seluruh mata anak kamar delapan melihat Jijah.
"Apodio meninggal?! Sehat-sehat cakini?!" Gue protes, tak terima *yaiyalah!*
"Ni nah, SMS Rara."
"Rara siapo?" Gue merasa tak mengenalnya.
"Puteri Malita, kawan MTs kau dulu," Jijah menunjukkan hapenya.
Gue tampak kaget pas ngeliat SMS Malita.
'Za, katonyo fifah meninggal ye?'
Gue bingung, shock.
"Mending cari tau dulu, Fah," Tina berujar bijak.
Gue mengiyakan, langsung mengambil jilbab dan meluncur ke kamar ujung Gang A Belakang. Kamar 13, mencari Dwi yang bawa hape. Gue mau cari tahu lewat jejaring sosial, Facebook.
"Semlekoooom, kamar tigobelas! Ado Dwi daak?!"
"Komsalaaaam, ado! Masok be!"
Setelah dipersilahkan masuk, gue langsung menemui Dwi yang duduk diranjangnya. Ternyata kamar 13 masih ngumpul. Mata-mata mereka menatap keheranan.
"Wik..." Gue berkata ngos-ngosan. "Pinjem hape."
Yah mungkin lo bertanya-tanya, kenapa buat pinjem hape aja jauh banget. Karena anak kamar gue gak bawa hape canggih mereka. Mereka cuma bawa hape yg sekedarnya, jadi kalo ketangkep pembina atau terjaring razia, mereka gak rugi -.-
"Untuk apo?" Dwi mengeluarkan hape nokia putihnya.
"Aku meninggal wik," gue berkata linglung.
"HAH?!" Mata anak kamar 13 menatapku terkejut.
Kebetulan gue lagi pake piyama putih, dan jilbab putih.
"Kau meninggal?" Kata Haniyah.
Gue masih shock, jadi gak sadar sepenuhnya. Gue menjawab linglung.
"Eh.. idak, hm aku digosipi meninggal.."
"HAH?!"
Tangan Haniyah tiba-tiba menepuk-nepuk kaki gue.
"Ini real kan? Masih nginjak bumi kan?"
"YAH REAL LAH! MASIH HIDUP NOH!" gue menjawab sewot.
Kamar 13 ngakak. Bagi gue itu gak lucuuuuuu!
*****
"Yosuda, mokase yoh wik.." Gue menutup pintu kamar 13 dan kembali ke kamar gue.
Setiba disana, temanku menanyakan perihal kebenaran gosip yang entah disebarkan siapa.
"Facebook aku sepi, cuma sikok status dari Eliza be yang marah-marah. Katonyo 'siapo yang gosipi kawan aku meninggal'. Dah, itu bae." Gue langsung menaiki ranjang dan menjatuhkan diri disana,
_______________________________________________________________________________
Who is spreading the hoax story about me?
Sampe sekarang, pertanyaan itu gak pernah terjawab. Gue udah nguber kesana-kemari nyari kebenaran itu, tapi gak pernah terungkap. Siapa biang keladinya pun, gue gak tahu. Tapi kata Septi, itu berawal dari SMS send all. Pas gue tanya dia dapet darimana, dia dapet dari Ita. Tapi Ita juga gak tau dapet dari siapa. Yang mereka tahu, gosip itu menyebar cepat hampir ke seluruh alumni MTs N 1 angkatan gue.Yah, gue berharap hal ini gak terulang lagi. Dan jadi pelajaran buat gue: banyak-banyak nginget mati, biar tahu dosa dan banyakin pahala.
*****
0 komentar:
Posting Komentar