Aku benci cinta.
Aku benci cinta. Aku benci di saat
aku mulai mencintai dan memberikan seluruh hatiku, ia malah pergi. Pergi
seenaknya. Meninggalkanku yang terpuruk sendiri.
Aku benci cinta. Aku benci saat dia
pergi hanya karena aku tak bisa bersamanya dalam ruang yang sama. Hanya karena
aku dan cintaku terpisah ribuan kilo.
Aku benci cinta. Selalu saja ada
alasan untuk meninggalkanku. Meski teknologi semakin canggih, telah menyediakan
layanan video calling, ia tetap
bersikeras pergi.
Aku benci cinta. Ketika ia
meninggalkanku, mengabaikan air mataku karena kepergiannya.
Aku benci cinta. Ia memberiku
kebahagiaan, lalu ia rampas kembali. Meninggalkan sejumput kesedihan mendalam.